Tuhan Yg Diaykini ~ AQIDAH FILSAFAT UIN SGD BANDUNG

Tuhan Yg Diaykini

Senin, 01 Oktober 2007

Oleh Ahmad Gibson

Tuhan, dalam perspektif empirik, bukan bagian dari kehidupan real manusia. Ia, dalam kehidupan manusia, ada sejauh diyakini. Hadir dalam realitas keyakinan (imani). Yahh.. diyakini keberadaannya (dengan tanpa argumen). "Sekedar" diyakini sebagai Dzat (...eksistensi) yang menjadi sebab bagi eksistensi lainnya; sebagai eksistensi yang mengatasi segala sesuatu...

Dalam realitas keyakinan, Tuhan hadir sebagai realitas tanpa warna (buram), tak tersentuh, tak terkatakan, tak terkonseptualisasikan. kalau pu Ia hadir sebagai "kosepsi sederhana dalam lubuk keyakinan kita", konsepsi itu tampak sebagai bayang2 dari sesuatu yang tidak ada wujudnya...... Tuhan hadir dalam keyakinan seperti sebuah stempel yang "entah" siapa yang mencantumkannya, kita biasa menyebutnya sebagai fitrah, hadir sebagai wujud kasih sayang Tuhan.

Karena Tuhan hadir dalam dimensi keyakinan yang unspeakable, maka manusia berusaha untuk merumuskannya dalam pikirannya. Suatu proses berpikir seperti menyambungkan titik-titik yang jumlahnya tak terhingga. Titik yang tentunya memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Titik-titik itu (yang ada dalam relung keyakinan kita) tidak jarang membuat pikiran kita terantuk-antuk. Bentuk akhir dari pemikiran kita dalam upaya untuk menyambung-nyambungkannya hanya memiliki satu referensi, yaitu keyakinan itu sendiri.... Oleh karena itu, wajar bila setiap orang memiliki pikirannya masing-masing tentang apa/bagaimana itu Tuhan.....