Merinding ~ AQIDAH FILSAFAT UIN SGD BANDUNG

Merinding

Senin, 01 Oktober 2007

merinding rasanya.....

kau bilang seperti itu (jangan-jangan kamu juga nggak pernah maknain takbir kamu, dan ketika mendengar bergetar, maka jangan-jangan kamu malah beriman.... ke.... kamu ngerti kan? masa sekolah al-Azhar nggak cerdass...seeh??!!)

tapi ada yang unik (kamu salah satunya), kata temanku, persoalan itu nggak ada yang mau ngobrol langsung, jadi kebenyakan orang cuma berani intip, melempar tuduh, dan sembunyi mulut-kalahnya.

Nggak perlu gusar kawan. aku pengen nimbrung cuma karena aku dan kamu sama-sama punya rasa beriman, gitu lohhh..

kamu bilang: kalo ucapan itu keluar dari ateis itu wajar! tapi itu keluar dari "rekan se-iman (yang sama punya syahadatain)". pertanyaannya: karena kamu tahu mereka juga beriman, termasuk sudah syahadatain, kenapa kamu nganggap ungkapan itu nggak layak??!! (jangan-jangan kamu pun ragu atas keyakinanmu sendiri kalo mereka adalah orang-orang yang beriman, hanya saja kamu takut, karena keimanan mereka 'melampaui' cara kamu beriman. biasa aja deh, nggak baik tuhhh)

nah kamu punya point bagus, karena kamu nggak ngerti, maka kamu nanya, "apa seeh maksudnya kalimat itu??" (ternyata kamu cerdas juga yahhh, gimana nggak kok, banyak orang yang pinter dalil tapi...kamu tahu lah masa yang nguli-pengetahuan [iman?] di al-Azhar nggak ngerti jalannya ceritaku....hebat, kamu nggak kayak gitu, itu baru ikhwan). konon, kita nggak boleh ngikutin apa yang nggak tahu ilmunya, kamu tahu kan ayat itu?? (pasti dong al-Azhar...)

ohhh iyyaa, friend, kamu bilang kalo: kalimat itu nggak boleh dida'wahkan pada orang lain agar nggak dianggap sesat dan menyesatkan". wuihhh bener tuhhh.... tapi pertanyaannya: siapa orang lain itu? apakah kawanku bilang di pasar ikan, burung, atau terminal. nggak dehhh, tapi di hadapan orang yang pake pakaian putih hitam dengan co-card (jadi nggak pada orang kuli pabrik, meski mungkin pakaiannya sama); tapi di sebuah aula institusi pendidikan yang sedang "ngegodok-pikirandanhati" dengan jargon "revitalisasi gerakan mahasiswa guna membangun kampus ilmiah dan religius" (ada nggak kira-kira jargon itu di terminal, atau tempat umum lainnya yang pake kata "mahasiswa", ??! TIDAK!). oleh karena itu, menurut aku, kawan mereka yang nyeleneh itu, kita kudu mendefinisikan siapa "orang lain" yang kamu maksud!

seperti yang aku uraikan, maka jika itu di depan mahasiswa (konon, calon-calon orang yang pantang untuk ragu dan nggak sebel sama mikir) dan bertempat di sebuah institusi pendidikan: maka itu adalah ajang yang sifatnya ilmiah, dan oleh sebab itu karena tugas mahasiswa adalah menggugah, menyadarkan kesadaran mereka (para mahasiswa yang sedang digodok itu dari kekanak-kanakannya, juga dari sempitnya mikir waktu di aliah, pesantren, mungkin), "para orang-orang yang nyeleneh itu", merasa berkewajiban melakukannya. dan kamu tahu, bagaimana sikon politis dan kultur saat itu ( ohh gitu kronologinya..., kira-kira kamu bilang gitu).

nah, maka dari itu, aku juga sempet mikir, mungkin kamu juga, kenapa acara yang bersifat internal kampus, kok bisa yah ada di masyarakat (lebih ngeri ada di pengajian ibu-ibu lho??!). oleh karena itu, menurut pengakuan kawanku itu, keping cd yang ada dimasyarakat itu datang dari BEM sendiri (yang konon sempet nggak ngaku, menurutnya itu dari TIAS FUUI, padahal akhirnya terbongkar setelah sang kameramen sadar kalo yang ada di keping cd di masyarakat itu adalah hasil ngeshoot-nya, jadi saat setelah acara tersebut, sang kameramen pulang karena ayahnya sakit, dan VHS itu dititipkan kepada kawannya, konon seorganisasi yang juga sang kameramen punya persoalan internal). nah, versi cd yang beredar itu ternyata diedit oleh....aku lupa lagi. jadi, "orang lain" yang kamu definisikan adalah masyarakat! jadi yang menda'wahkan pernyatan itu, menurutku, adalah orang-orang yang membawa area acara internal itu ke "orang lain" yang kamu definisikan tadi itu.